Sabtu, 23 Oktober 2010

Bisnis Kek Pisang Villa

Dengan menyandang gelar Sarjana Teknik di pertengahan tahun 2003 dari sebuah Universitas Negeri di Sumatra ternyata tidak membuat segalanya menjadi mudah. Saya bukanlah dari keluarga yang berada, sehingga untuk memperoleh impian saya  harus benar-benar bangun dengan jerih payah sendiri. Berbekal ijazah, saya yakin bisa menjadi harapan untuk orang tua dan keluarga. Akan tetapi nyatanya tidak. Gaji pertama yang saya peroleh hanya Rp.1.200.000,-. Setelah ditambah ini itu selama 3 tahun hanya tertambah dua kalinya, tapi harus mengorbankan seluruh waktu. Dalam benak, khayalan menjadi tumpuan keluarga tak mungkin terpenuhi kalau hanya menjalankan kehidupan seperti ini.

Dalam proses pembelajaran muncul ide-ide bisnis. Ketika bulan-bulan pertama menikah di tahun 2004 saya mencoba membuat usaha rumahan dengan modal kado hadiah kawinan yaitu kompor minyak tanah. Istri saya menggoreng kerupuk yang dibeli di pasar, dan dikemas sederhana kemudian saya distribusikan ke warung-warung sekitar juga rumah  makan. Lumayan, tapi capek. Karena dikerjakan sendiri. Ketika timbul ide untuk memperkerjakan saudara untuk membantu usaha, ternyata tidak ada yang bersedia. Akhirnya usaha pertama yang saya bangun tutup dengan sempurna. Tapi herannya tak ada kata gagal bagi saya..Muncul ide baru.
Karena lumayan suka mencoba resep kue, akhirnya muncul ide untuk memasarkan produk sederhana jajanan pasar ke kantin-kantin PT di Mukakuning. Diawali dari tempat kerja saya bekerja. Berjalan sempurna, tapi tetap saja capek karena hanya dikerjakan sendiri. Dalam masa pencarian saya menemukan sebuah buku yang cukup memukau. Rich Dad Poor Dad, benar-benar membuat saya lebih berani mengambil resiko. Sedikit pinjaman dari koperasi membuat saya mempunyai rumah makan kecil-kecilan di komplek perumahan tempat saya tinggal. Tapi hanya berusia dua bulan saja, karena saya memang tidak punya pengalaman di bidang itu, ditambah sudah ada saingan sehingga sulit untuk bersaing. Ketika itu saya mempunyai tiga karyawan dan satu koki. Untuk mengurangi kerugian, saya menjual sebagian harta peninggalan rumah makan. Cukup menyakitkan. Inilah kali pertama saya mengalami kerugian yang cukup besar untuk ukuran saya, 8 juta rupiah. Namun tak cukup sampai disitu. Saya yakin bahwa suatu saat saya pasti bisa menjadi seperti yang saya harapkan. Yaitu punya usaha dan bisa membantu orang sekitar terutama keluarga.

Saya menemukan ide baru lagi yang lebih fresh dan gila. Ini diilhami ketika saya membeli CD seminar motivasi melalui internet. Event Organizer. Itu muncul begitu saja. Saya berusaha mencaritahu apa EO sebenarnya melalui buku-buku dan internet. Saya ingin mendatangkan seorang motivator yang dikemas menjadi seminar yang eksklusif dan menarik. Melalui informasi beberapa teman, mereka merekomendasikan nama Jaya Setiabudi. Dengan cepat proposal seminar bersama Pak Jaya saya selesaikan. Itulah awal saya berkenalan dengan Pak Jaya. Diluar dugaan ternyata Pak Jaya sudah begitu seringnya memberikan seminar diwilayah Mukakuning. Namun  beliau menyarankan untuk memanggil Bob Sadino, pengusaha gaek yang tersohor itu. Dengan cepat no. telp Om Bob didapat. Dan saya langsung menghubungi beliau. Tapi dengan alasan kondisi yang tidak mengijinkan untuk bepergian keluar kota, maka saya mengundang Made Ngurah Bagiana pengusaha burger yang tumbuh dari bawah. Tapi tak cukup sampai disitu, saya menambah tantangan dengan mengundang Helmi Yahya sebagai pembicara utama. Tapi kenyataannya peserta tidak seperti yang saya harapkan. Saat itu saya mengalami kerugian yang sangat sangat besar untuk ukuran saya.

Lagi-lagi tak menyurutkan niat saya untuk berusaha. Malah kini saya benar-benar ingin fokus di bisnis, karena pada akhirnya saya berenti bekerja. Saya memang harus memutar otak agar bisa melanjutkan impian dan hidup. Ditambah saya telah punya bayi kecil. Akhirnya dalam rangka memperingati hari anak Indonesia saya mengangkat acara di salah satu Mall terkemuka di Batam. Dengan tema Ceria Anak Indonesia, saya menggandeng merk susu formula ternama sebagai co.partner. Dengan dasar bahwa susu formula tersebut mempunyai layanan customer care setiap bulannya, maka saya memanfaatkan itu sebagai sarana promosi saya yang paling efektif. Tanpa saya duga antusias ibu-ibu terhadap acara saya sangat besar, akhirnya ini awal pencerahan bagi saya. Ini usaha saya yang mendatangkan cukup banyak rupiah. Tawaran mengisi acara serupa selama beberapa waktu sempat menghampiri ada yang menguntungkan dan ada juga yang sepi peserta.

Muncul lagi ide berikutnya, terlahir karena saya selalu haus untuk menimba ilmu di bidang kewirausahaan akhirnya dengan bakat saya yang suka cuap-cuap di hadapan teman-teman di PT, saya memberanikan membuka entrepreneur course. Dengan biaya seadanya dan pinjaman ruko dari teman, usaha ini berjalan 3 bulan dengan coach saya sendiri. Ketika itu ide awal bisnis Kek pisang sudah muncul. Pemasaran masih di sekitar rumah saja. Karena antusias dari tetangga lumayan OK, saya memberanikan untuk memperluas pasar ke daerah Mukakuning. Dengan konsep kemitraan, produk saya bisa dinikmati pekerja di Mukakuning. Berjalan dengan waktu saya mulai merasakan prospek bisnis saya kali ini cukup bagus. Untuk itu sampai sekarang saya tetap focus pada bisnis Kek Pisang ini .

Awalnya dengan peralatan yang sangat sederhana saya dan istri memproduksi kek pisang ini . Dengan resep original saya yakin kek pisang ini bisa menjadi makanan yang banyak diminati berbagai lapisan masyarakat dan usia.Ternyata benar awalnya saya dan istri hanya memproduksi 3 loyang sehari dengan pemasaran  ke tetangga dan warung sekitar rumah. Dengan system kemitraan kek pisang saya melaju bak roket di kawasan Batamindo. Mulai dengan produksi dengan kapasitas oven yang sangat minim akhirnya saya bisa membeli oven yang bisa memuat 20 loyang ukuran 30x 10 cm setiap sekali pembakaran. Saya merekrut 1 orang karyawan untuk membantu produksi disamping saya sendiri juga turut bekerja, tapi karena permintaan cukup ramai akhirnya saya memutuskan untuk menambah 2 orang karyawan lagi dalam hitungan waktu 2 minggu. Semua dikerjakan di dalam rumah tempat tinggal saya yang bertipe 36. Enam bulan saya harus berbagi dengan tempat usaha, akhirnya dengan sedikit keuntungan dan pinjaman dari Bank, saya menyewa sebuah Ruko. Saat di ruko karyawan saya berjumlah 7 orang. Sistem kemitraan ini muncul dengan harapan pemasaran dari mulut ke mulut lebih efektif, sehingga mitra selalu berpromosi di lingkungan kerjanya dan sekitarnya. Saya memberikan fee Rp3000,- per kotaknya. Dalam waktu 6 bulan mitra saya mencapai 300 orang dengan wilayah kerja meliputi Batamindo, Tanjung Uncang, kawasan industri di Batam Centre. Selain itu saya juga menyiapkan bonus-bonus menarik apabila mitra berhasil mencapai target yaitu berupa uang tunai Rp.100rb untuk setiap penjualan 100 kotak. Hal ini dengan maksud supaya mitra terus giat mempromosikan produk saya, selain menambah pendapatan mitra tentunya.

Namun setelah berjalan setahun sistem kemitraan agak menurun ditambah bahan baku produksi meningkat tajam, akhirnya saya terpaksa melakukan revisi harga kek pisang. Dan ini tidak menguntungkan di pihak mitra, karena harga susah terjangkau dikalangan pekerja PT. Saya pun memutar otak bagaimana agar karyawan saya bisa tetap bekerja dan mendapat upah yang layak. Akhirnya terilham dari Batam yang tidak mempunyai Oleh-Oleh atau buah tangan. Saya mencoba menembus pasar dan memposisikan kek pisang saya sebagai buah tangan atau oleh-oleh yang harus dicari masyarakat yang ingin keluar kota. Bika ambon yang dari medan awalnya bukan makanan asli Medan, tapi karena dengan pembelajaran yang sempurna bika Ambon berhasil merebut hati wisatawan yang berkunjung ke Medan. Bika Ambon- nya Medan berhasil mengedukasi pasar, kenapa saya tidak..???

Saya mulai mempromosikan Kek Pisang saya sebagai sesuatu yang harus dibawa ketika meninggalkan Batam. Dengan Billboad, promosi di media, dll diharapkan produk saya bisa dikenal luas khususnya bagi masyarakat yang ingin meninggalkan kota Batam. Dengan perubahan misi ini, akhirnya produksi kek pisang saya kembali bergairah. Saya menambah 3 orang karyawan lagi untuk system delivery.

Melihat peluang yang cukup bagus, dan keunikan produk ini, saya memberanikan diri untuk membuka 3 cabang lagi di daerah Batam Centre, Nagoya, dan Penuin. Semua ini dengan bantuan dari pihak Bank yang telah mulai percaya kepada saya. Tantangan dan resiko yang saya ambil semakin besar. 3 outlet baru bisa saya buka dalam waktu 3 bulan. Belum genap sebulan sambutan pasar sangatlah bagus, untuk ukuran toko yang baru buka. Saya terus belajar melalui buku-buku dan media internet agar misi saya bisa diterima masyarakat. Hingga saat ini saya telah memiliki 6 outlet dan 85 karyawan. Saya optimis impian saya menjadi tumpuan hidup keluarga bisa terwujud. Karena sesungguhnya tidak ada yang tidak mungkin jika kita menggantungkan impian dan proses pembelajaran yang tak kenal lelah, semua yang kita impikan akan datang dihadapan kita. Di usia saya yang masih muda, 30 tahun saya yakin oleh-oleh khas Batam kek pisang Villa bisa melesat bak roket di Batam khususnya dan di Indonesia umumnya.Amiin?

sumber: http://wirausahamandiri.co.id/kisah-Denny%20Delyandri%20Kek%20Pisang%20Villa-48.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar